Skip to content

15+ Jenis Motif Batik Populer di Indonesia

Dalam perbaikannya ada banyak bentuk batik yang tersebar di Indonesia. Berbagai motif seringkali mengandalkan sifat atau kepercayaan di setiap bidang. Batik semakin banyak digunakan sebagai pakaian formal.

Tidak hanya dibuat menjadi pakaian, bahan batik atau motif batik kini juga mulai digunakan untuk berbagai dekorasi tempat tinggal, setara dengan sofa, perabotan kayu, karpet, bantal, dan sebagainya. Di sini tercantum 12 jenis batik yang mungkin paling terkenal di Indonesia.

1. Parang Rusak

Anda harus secara khusus melihat atau menemukan motif batik ini. Motif batik Parang Rusak adalah motif batik yang bisa sangat modis di kalangan pecinta batik. Motif batik Parang Rusak memiliki makna yang mendalam, khususnya perang manusia yang bertentangan dengan kehidupan dan nafsu. Parang Rusak Batik bisa sangat khas digunakan untuk berbagai kerajinan yang dibuat dari batik.

Parang berasal dari frasa pereng atau miring. Bentuk motif dibentuk seperti huruf “S” dengan kemiringan bergelombang yang panjang. Motif Parang terbuka di seluruh Jawa, mulai dari Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa Barat. Pada umumnya, perbedaannya hanya terletak pada aksen motif batik parang. Misalnya, di Yogyakarta ada motif Parang Rusak dan Parang Barong, di Jawa Tengah mungkin ada Parang Slobog, dan di Jawa Barat ada Klisik Parang.

2. Sogan

Motif batik Sogan telah bulat karena hari-hari nenek moyang Jawa hanya beberapa abad di masa lalu. Batik ini didominasi oleh warna coklat muda dan memiliki motif tunggal seperti, bunga dengan aksen point-point atau garis lengkung. Batik ini juga pernah digunakan oleh raja-raja di Jawa, khususnya Kesultanan Solo.

Namun demikian, sekarang mungkin akan digunakan oleh siapa saja, setiap penghuni istana dan orang-orang aneh.

Sogan Batik tentu saja semacam batik yang mirip dengan ruang istana Jawa, khususnya Yogyakarta dan Solo, motif juga sering mengikuti motif istana yang biasa. Yogya dan Solo Sogan dapat dibedakan dari warnanya.

Biasanya sogan Yogya yang dominan adalah cokelat gelap dan hitam dan putih, sedangkan Sogan Solo berwarna cokelat-oranye dan cokelat. Batik Sogan dasar ini tentu saja setiap saat sejumlah penggemar dan abadi tanpa memahami musim, ada setiap saat pecinta batik seperti itu.

3. Megamendung

Mnurut ilmunik.com, batik Megamendung adalah karya seni batik yang sama dan bahkan berubah menjadi ikon batik di Cirebon dan berbagai komponen di Indonesia. Motif batik ini memiliki kekhasan yang tidak hadir di daerah penghasil batik yang berbeda.

Namun sebagai bentuyk hasilnya hanya di Cirebon dan merupakan mahakarya, Kementerian Tradisi dan Pariwisata Indonesia akan mendaftarkan motif megamendung ke UNESCO untuk mendapatkan pengakuan sebagai salah satu dari banyak warisan dunia. ‘

Motif Megamendung sebagai motif utama batik telah dikenal luas di lokasi internasional internasional. Sebagai bukti kepopulerannya, motif Megamendung segera digunakan sebagai selimut e-book batik terbitan asing yang berjudul Batik Design, seorang nasional Belanda bernama Pepin van Roojen.

Keunikan motif Megamendung biasanya bukan semata-mata motif dalam jenis foto seperti awan dengan warna agensi, tetapi juga nilai-nilai filosofis yang terkandung dalam motif.

4. Gentongan

Motif Gentongan sama sekali berbeda dari batik yang berbeda. Batik ini dari Madura menggunakan motif ringkasan mudah, tanaman atau campuran masing-masing. Warna batik Gentongan sering mengambil warna mengkilap seperti merah tua, kuning, tidak berpengalaman, atau ungu. Batik Gentongan sendiri diambil dari tong, yaitu tembikar yang digunakan sebagai wadah untuk mewarnai bahan batik pada cairan peneduh.

Kekhasan Batik Madura yang tidak hadir di daerah berbeda adalah batik gentongan. Batik dinamai gentongan sebagai hasil dari proses pembuatan memanfaatkan barel sebagai instrumen untuk bahan perendaman. Pendekatan laras hampir tidak dilakukan untuk satu jenis naungan, khususnya nila.

Pendekatan Gentong untuk mewarnai batik hampir tidak ada di dua lokasi yang terletak di Kecamatan Tanjung Bumi, Kabupaten Bangkalan. Tidak dikenali dengan tepat kapan sistem ini dimulai di Madura. Biasanya laras diturunkan dari teknologi ke teknologi. Hasil dari pewarna nila dilakukan pada laras utuh, kokoh, dan terkonsentrasi secara merata.

5. Pring Sedapur

Motif batik Pring Sedapur memiliki atribut yang mudah namun elegan. Motif yang digunakan adalah motif bambu, jadi biasanya juga dikenal sebagai batik Pring. Batik ini seharusnya tidak hanya menakjubkan dalam kesederhanaannya, tetapi juga memiliki filosofi yang mudah. Pring Sedapur akan diartikan sebagai rumah tangga dari kayu bambu. Motif ini menggambarkan alam pedesaan yang teduh dan umumnya diwarnai dengan gesekan kayu bambu.

Bambu memberi jalan damai, teduh, dan serasi. Selain itu, bambu juga memiliki filosofi yang mendalam untuk orang Jawa, itu, sesuatu di dalam diri kita harus memberikan keuntungan bagi orang lain, dari awal hingga mati.

6. Kawung

Batik Kawung adalah motif sebelumnya yang berasal dari tanah Jawa yang dibentuk seperti korset yang disusun di sudut-sudut 4 sq. Motif ini, berdasarkan informasi analisis, telah bulat karena abad kesembilan.

Namun demikian, dinyatakan bahwa batik Kawung mulai berkembang pada masa Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, khususnya pada tahun 1755 pada abad ke-18. Batik ini terkesan dengan bentuk buah kolang kaling. Bentuk persegi panjang dari kolang kaling diatur 4 sisi dalam lingkaran.

Motif ini berasal dan dikembangkan di Jawa Tengah dan Yogyakarta. Biasanya motifnya identik, semata-mata perbedaannya adalah ornamen atau aksen. Batik ini juga mengandung mungkin motif batik Indonesia yang paling banyak digunakan.

7. Batik Pekalongan

Motif batik tujuh arah dari Pekalongan ini mungkin sangat kental dengan nuansa murni. Pada dasarnya, batik Pekalongan menunjukkan motif binatang atau tumbuhan. Motif diambil dari berbagai campuran tradisi bahasa asli dan etnis Cina.

Akibatnya, sebelum sekarang Pekalongan adalah tingkat transit bagi pedagang dari berbagai lokasi internasional. Jadi, akulturasi tradisi itu membuat batik Pekalongan sangat berbeda dengan alam, khususnya motif jlamprang, motif buketan, motif bulan cerah, motif semen, motif pisan bali dan paru-lungan.

8. Batik Bali

Apa hal pertama yang melibatkan pikiran Anda setelah mendengarkan ungkapan Bali? Tidak diragukan lagi pariwisata. Apa kamu setuju? Pernahkah Anda belajar jika di dalam kota metropolitan Bali juga memiliki kain batik dengan motif yang cukup terkenal. Kain batik dari Bali umumnya digunakan untuk aksi yang mengharumkan upacara konvensional dan ritual spiritual orang-orang Bali.

Pilihan khas yang dimiliki pada kain batik ini adalah dalam motif konvensional dan dicampur dengan motif trendi mengingatkan pada lambang rusa, bangau, kura-kura hingga naga. Jika Anda pergi atau berencana bepergian ke Bali, tidak ada salahnya berbelanja batik daerah untuk dijadikan oleh-oleh untuk rumah tangga tercinta di rumah.

9. Cuwiri

Batik Cuwiri adalah motif batik yang menggunakan pewarna soga murni. Sebelumnya, pelanggan motif batik cuwiri menunjukkan ijazah yang berlebihan untuk orang tersebut dan / atau hanya digunakan untuk upacara konvensional tertentu, yang mengingatkan pada upacara Mitoni, khususnya adat Jawa yang digunakan untuk memperingati rahim 7 bulan. Selain itu, motif batik cuwiri ini digunakan untuk menggendong anak. Batik cuwiri ini juga dapat secara umum digunakan untuk kemben dan semekan.

Motif batik cuwiri ini dominan memanfaatkan bagian gurda dan meru. Ungkapan Cuwiri memiliki makna yang kecil, dan diprediksi dapat diterima oleh pemakainya, harmonis dan dipuja sesuai dengan pandangan hidup orang Jawa, khususnya kemakmuran dan kebaikan.

10. Sida Luhur

Motif batik yang memiliki awalan “sida” (belajar sido) adalah sekelompok motif batik yang banyak dibuat oleh pembuat batik. Sedangkan frasa “sida” memiliki makna yang sedang / sedang / dilakukan. Jadi, motif batik yang dimulai dengan “sida” memiliki harapan bahwa apa yang diinginkan akan ditampilkan.

Sida Luhur batik motif (belajar Sido Luhur) berarti harapan yang Anda bisa mendapatkan tempat yang berlebihan, dan akan menjadi contoh atau fungsi peragawati untuk lingkungan.

Ada satu fantasi tentang membuat motif batik Sido Luhur yang memanggil pembuatnya, dimulai dengan menahan napas untuk waktu yang sangat lama. Motif batik Sido Luhur dibuat oleh Ki Ageng Henis, khususnya kakek dari Panembahan Senopati yang merupakan bapak pendiri kerajaan Jawa Mataram, dan merupakan cucu dari Ki Ageng Selo.

Motif lainnya (11-15)

  • Sidomukti Magetan: Motif batik ini dari kabupaten Magetan memiliki motif utama foto bambu. Seperti batik yang berbeda, biasanya batik ini digunakan pada acara-acara resmi atau upacara konvensional.
  • Sekar Jagad: Jenis batik ini berasal dari daerah Jawa, tepatnya Yogyakarta. Batik Jogja memiliki kontemporer yang berarti alam semesta, terutama keindahan atau keindahan yang membuat individu yang melihatnya tumbuh menjadi terpesona.
  • Batik Malang: Batik Malang adalah standar dengan motif batiknya yang cenderung bersemangat, seperti memiliki warna dasar biru yang kemudian ditimpa dengan warna putih, kemudian bahan putih ditimpa dengan warna ungu.
  • Pringgodani: Diambil dari gelar putra Gatotkaca bernama Werkudara. Motif batik pringgondani biasanya menunjukkan pola-pola gelap seperti nila biru (nila biru) dengan coklat alami soga diisi dengan sulur atau alur kecil yang dicampur dengan naga.
  • Batik Keraton: Awalnya, motif batik ini sangat unik. Orang-orang aneh tidak diizinkan untuk menggunakan motif ini karena semata-mata Sultan dan keluarganya dapat menggunakannya. Namun belakangan ini, suplai dicabut dan individu-individu aneh telah siap untuk menggunakan motif ini.

Ini adalah motif Batik yang standar di Indonesia. Jika Anda pergi ke Indonesia, mungkin Anda akan membeli salah satunya sebagai kenang-kenangan. Mungkin itu kenang-kenangan epik yang pernah ada!
Kirim