Pernikahan memang menjadi salah satu target dalam hidup serta menjadi hari yang dinanti-nanti semua orang. Tidak hanya kamu seorang yang menunggu momen spesial ini, akan tetapi ayah ibu kamu juga!
Dimulai pada hari pertunangan. Kamu melalui masa-masa yang mendebarkan? Orang tua-mu juga demikian! Jika dirimu merasa ini merupakan peristiwa yang berkesan dalam kehidupan kamu, demikian pula yang dirasakan oleh mereka orangtuamu. Orang tua berdua sangat memahami seluruh capaian pendewasaanmu.
orang tua sudah menuntunmu ke alam dunia (atas izin Allah) dan bersusah payah membesarkanmu. Kemudian senantiasa membersamaimu mulai dari hari pertamamu berjalan serta bicara, masuk kegiatan sekolah sampai lulus dari perguruan tinggi, hari pertama kamu diterima kerja, saat-saat kamu sedih dan bahagia, dan tak terkecuali hari saat kamu dipertemukan dengan calon pasangan hidup.
Hari Ketika Kamu Memutuskan Untuk Menikah

pixabay.com
Sebagai orang yang akan melakukan resepsi pernikahan, wajar kalau kamu merasa bahwa acara pernikahanmu sepenuhnya milikmu seorang.
Kamu mau menggelar susunan pesta pernikahan yang sudah kamu impikan sejak dulu. Namum terkadang, rencana pernikahan yang kamu idamkan jauh berbeda dari rencana orang tua. Kamu merasa ingin mempertahankan idealismu.
Jika seperti ini halnya, ada baiknya jangan jengkel dan terbawa amarah. Kontrol keinginanmu yang berlebih. Kamu tidak bisa mengabaikan peran ayah dan ibu. Apapun itu, keberadaan orang tua saat hari pernikahanmu tak mungkin. Mereka akan turut andil dalam resepsi pernikahan yang berkah dan berkesan.
Mereka berperan besar dalam setiap acara pernikahan. Mulai dari acara pranikah, persiapan upacara pernikahan yang bagus menurut adat maupun agama, hingga resepsi pernikahan itu sendiri.
Untuk menggapai cita-cita pernikahan yang kamu harapkan, terlebih dulu kamu mesti mengerti bahwa keberadaan orang tua sangatlah penting. Karena, seringkali hajat pernikahan itu juga merupakan hari yang juga ditunggu-tunggu untuk mereka.
Melamar Dahulu, Lakukan Pernikahan Kemudian
Tentu ada acara lamaran sebelum dilakukan pernikahan. Pria akan datang ke rumah wanita. Pria akan meminta ijin dari orangtua terutama ayah si gadis untuk menikahi putrinya. Meski si pemuda boleh saja hadir sendiri menemui ayah gadis pujaannya. Namun sehebat dan sekuat apapun seorang pria, bergetar pula kakinya kalau melangkah menuju tempat tinggal si gadis tanpa ditemani orang-orang terdekat. Sebab menikah merupakan suatu hal yang besar. Ia hendak meminta anak gadis orang untuk menjadi teman perjuangannya.
Oleh sebab itu, menjadi kewajiban orang tua di pihak si pemuda untuk mendatangi ayah si wanita. Mereka akan mensupport sekaligus menemani anaknya untuk melamar si wanita. Orang tua akan memberikan dukungan moril bagi anak laki-lakinya.
Bersama orang tuanya, keyakinan si pria akan semakin bulat ke arah pintu gerbang rumah si perempuan. Ayah ibupun berkeinginan mengajak keluarga besar seperti adik serta sepupu atau paman dan bibi si laki-laki.
Mereka pun datang dengan membawa berbagai hantaran. Orang tua si pria akan membawa bingkisan menyesuaikan budaya adatnya. Keluarga besar akan sibuk persiapkan diri demi berkunjung ke orang tua si wanita. Jadilah pertunangan merupakan momen keluarga juga, bukan hanya milik calon kedua mempelai.
Pada waktu hari lamaran, tidak hanya waktu ketikalmomen si pemuda meminta ijin pada bapak si perempuan untuk menyunting anak perempuannya. Saat itu, juga merupakan momen pertemuan dua keluarga untuk menentukan kapan dilangsungkannya pesta pernikahan.
Keluarga si gadis biasanya menjadibertindak sebagai tuan rumah pernikahan. Meskipun juga tidak menutup kemungkinan kalau keluarga si pria juga ingin menyelenggarakan pernikahan.
Mendekati Hari Pernikahan

pixabay.com
Di balik berita lamaran juga terselip segudang kesibukan yang menanti. Mulai dari perencanaan sampai kegiatan pernikahan. Baik acara utama yakni akad nikah ataupun acara tambahannya yakni seremonial pernikahan.
Saat hari pernikahan usai ditentukan, akan muncul banyak hal yang perlu dilakukan sebelum tanggal itu benar-benar tiba. Saat si calon wanita repot dengan urusan gaun pengantin, sang bunda akan membantunya mencari kain dan mengusulkan penjahit terbagus yang dia kenal.
Si bunda juga yang mendampinginya menjalani berbagai pemeliharaan tubuh mempelai wanita, mulai dari ujung kuku sampai ujung rambut. Sebelum hari H sang bapak akan mengambil waktu tertentu untuk ngobrol dengan anak perempuannya, menyampaikan beberapa pesan pernikahan. Ayah dan ibu pun turut menulis list tamu undangan.
Begitu halnya seperti di rumah si pria. Orang tua si pemuda juga tak kalah repot. Orang tuanya akan sering bercerita nasehat pernikahan. Dengan dukungan oleh sesepuh serta seluruh anggota keluarga, orang tua repot sediakan mahar juga aksesoris lainnya.
Mereka juga tengah memantapkan diri untuk mengucapkan materi pidato di depan keluarga si perempuan pada hari pernikahan nanti.
Orang tua, baik si perempuan atau si pria tidak merasa terbebani dengan semua persiapan pernikahan ini. Karena pernikahan ini merupakan hajat mereka juga. Mereka tak akan terbebani ikut berkontribusi secara finansial hanya untuk berjalannya pesta pernikahan.
Momen Pernikahan yang Membahagiakan
Pada hari pernikahan, orang tua “melepaskan” anak-anak melanjutkan kehidupan yang baru, kehidupan rumah tangga. Seperti hari wisuda, ayah ibulah yang berperan seperti rektor di universitas keluarga. Mereka menyatakan bahwa anak mereka telah lulus menjadi orang tua untuk anak-anaknya nanti.
Seperti apapun bentuk acaranya, apakah kalian duduk sebelahan di hadapan petugas KUA atau si wanita menunggu di dalam ruangan, jangan lalai memberitahukan bapak si wanita. Karena, ayah si gadis lah yang akan menikahkan kalian berdua di hadapan petugas KUA serta semua tamu undangan. Lalu doa-doa ayah dan ibu teruntuk kalian berdua.
Di Momen Resepsi Pernikahan
Kau barangkali terlalu gugup mempersiapkan diri untuk menempuh akad perkawinan sehingga tak peduli lagi dengan segala persiapan resepsi. Pada saat itu, bapak dan bunda lah yang mengontrol kendali karena bagi mereka, mereka lah si pemilik hajat.
Ayah dan ibu kalian akan menyandingkan kalian di pelaminan. Biasanya seorang ayah akan menyampaikan kata sambutan. Sementara ibu akan meyakinkan tamu dilayani dengan maksimal.
Ketika kamu duduk bertemu dengan tamu undangan, orang tuamu memastikan apabila catering yang kamu order dapat memenuhi keperluan, fotografer yang kamu pilih telah mendokumentasikan setiap momen pernikahan, serta souvenir telah tersedia di tempat penyambutan tamu. Mereka pula yang mengawasi tatanan acara pernikahan sesuai dengan rencana.
Setelah Momen Acara Pernikahan
Kalian berdua kini telah sah menjadi sepasang suami istri. Mereka yang hadir karena undangan juga telah kembali ke rumah masing-masing. Fotografer pun sudah siap mencetak hasil fotonya. Catering akan segera dirapikan. Dekorasi telah dibongkar. Musik pesta sudah dihentikan. Hanya ayah ibu yang tetap bersama kalian.
Di waktu acara pernikahan telah berakhir, masih saja mereka menyempatkan waktu mereka merencanakan biaya kalian yang hendak bulan madu. Bahkan jauh hari ke depan, mereka tetap menopang kehidupan pernikahan kalian baik secara moril maupun secara finansial.
Sebagai bahan renungan, acara pernikahan itu seringkali adalah momen orang tua? Pikir ulang lagi jika rasa egomu begitu besar untuk tidak mengikutsertakan kedua orang tua. Bagaimanapun juga, mereka memiliki andil besar di dalam kehidupan pernikahanmu yang akan datang.