Bicara tentang klub Indonesia pastinya tidak bisa menghiraukan kehadiran Persib Bandung sebagai klub kesayangan warga Jawa Barat. Persib didirikan tepatnya pada 14 Maret 1933, atau sudah berusia 86 tahun dan termasuk klub tertua di Indonesia.
Perjalanan Panjang Persib sebagai Klub Tertua di Indonesia
Kelahiran Persib tidak bisa lepas dari peran perkumpulan pejuang dalam memberantas kolonialisme belanda. Melalui sepak bolalah perjuangan warga Bandung dilakukan. Melalui media Bandoeng Inlandsche Voetbal Bond (BIVB) yang diketuai oleh Syamsudin dan diteruskan oleh Dewi Sartika, R Atot klub ini meneruskan tonggak sejarah.
Pada mulanya markas BIVB berada di lapangan Tegalega, Bandung. BIVB ini hanya beberapa kali saja unjuk gigi di pertandingan luar kota, seperti di Jatinegara, Jakarta, dan Yogyakarta sebelum vakum. Sesudah BIVB vakum, muncul dua perkumpulan/asosiasi sepak bola, yaitu National Voetball Bond (NVB) dan Persatuan Sepak Bola Indonesia Bandung (PSIB).

pxhere.com
Tepat pada 14 Maret 1933 kedua klub tersebut melebur dan lahir asosiasi sepak bola terbaru, bernama Persib. Waktu itu ketua umum ditempati oleh Anwar St. Pamoentjak. Untuk mendapatkan materi pemain dan bersiap menjalani kompetisi, Persib menjalin kerja sama dengan mengajak beberapa klub untuk bergabung. Klub yang tergabung disingkat menjadi SIAP, yang terdiri atas Soenda, Singgalang, Diana, Matahari, OVU, RAN, HBpm, MALTA, JOP, dan Merapi.
Selama berkompetisi Persib tak lantas mencecap gelar juara. Sesudah tampil sebanyak tiga kali sebagai runner up pada kompetinsi Perserikatan di Surabaya (1933), Bandung (1934), dan Surakarta (1936). Pada tahun 1939 Persib mencecap gelar juara ketika bermain di kompetisi Perserikatan di Surakarta.
Awal tahun 1937 berdiri perkumpulan/asosiasi sepak bola yang digerakkan oleh orang Belanda, yaitu Voetbal Bond Bandung dan Omstreken (VBBO). Klub ini menjadi saingan Persib dan menempati lokasi pertandingan berada di Kota Bandung. Tentu saja VBBO dinilai lebih bergengsi dibandingkan Persib. Hal tersebut berkaitan dengan lokasi tanding Persib berada di pinggiran Bandung, seperti Ciroyom dan Tegalega. Tentu hal ini membuat Persib dipandang sebelah mata dan disebut sebagai klub kelas dua di Bandung.
Meskipun demikian, Persib mampu merebut hati warga Bandung dan memastikan diri sebagai klub dari dan bagi masyarakat Bandung. Klub yang ada di bawah naungan VBBO, seperti SIDOLIG dan UNI ikut bergabung ke Persib. Melihat sepak terjang Persib dan mampu meraih simpati dari masyarakat luas memnyebabkan VBBO dengan suka rela memberikan lapangan. Kini, lapangan SPARTA (sekarang Stadion Siliwangi) menjadi markas klub berjulukan Maung Bandung.

pxhere.com
Persib Sempat Vakum
Tidak ada gading yang tak retak. Hal tersebut berlaku pada Persib. Sewaktu Indonesia jatuh ke tangan Negeri Matahari, Jepang, kegiatan persepakbolaan Indonesia diberhentikan dan organisasinya pun dibrendel. Kondisi tersebut membuat banyak klub vakum, termasuk Persib. Sesudah Indonesia menyatakan diri sebagai negara merdeka, Persib tampak eksis kembali. Tidak hanya di Bandung saja Persib dikenal, bahkan masyarakat di Sumedang, Tasikmalaya, bahkan Yogyakarta sudah mengenalnya. Alasan kenapa sampai dikenal hingga Yogyakarta adalah peran prajurit Siliwangi yang berpindah ke Ibu Kota perjuangan, Yogyakarta.
Sekembaliinya dari vakum, Persib didirikan kembali pada tahun 1948 di Bandung. Namun, keberadaan Persib lagi-lagi dirongrong Belanda (NICA) ketika mereka datang bersama sekutu. Para orang-orang Belanda ingin menghidupkan kembali asosiasi yang pernah ada, yaotu VBBO dengan menggunakan identitas/nama Indonesia.
Selama pendudukan NICA, Persib didirikan kembali atas usaha dokter Musa, H. Alexa, Munadi, dan Rd. Sugeng. Usaha tersebut berbuah hasil dengan hanya Persib saja yang dianggap sebagai asosiasi sepak bola di Bandung berlandaskan nasionalisme.
Sebagai sebuah klub yang ingin berdiri seprofesional mungkin tentu perkara non-teknis patut dipertimbangkan. Untuk mengakhiri masa nonmaden kantor sekretariat selama periode 1953 hingga 1857, akhirnya Persib mempunyai kantor tetap. Wali Kota Bandung kala itu, R. Enoch membangung kantor Persib di daerah Cilentah. Berkat usaha R. Soendoro, Persim pun berhasil mempunyai kantor seketerariat di Jalan Gurame. Apabila Anda berkunjung ke Bandung, silakan datang ke jalan tersebut karena gedung/kantornya masih ada.

pxhere.com
Prestasi Persib
Pada tahun 1961 Persib menjadi juara Perserikatan sesudah mengalahkan PSM Ujung Pandang (Makasar) di pertandingan final. Karena prestasinya tersebut, Persib pun ditunjuk sebagai perwakilan PSSI di kejuaraan sepak bola Piala Aga Khan, di Paksitan pada tahun 1962.
Persib pun pernah mengalami masa-masa sulit, tepatnya pada medio 1970-an karena kesulitan bersaing mendapatkan gelar. Paling buruk adalah Persib terdegradasi ke Divisi I ketika sistem kompetisi masih mengadopsi Perserikatan. Melihat kondisi tersebut pastinya diperlukan perubahan terhadap tim secara keseluruhan. Paling nyata adalah tim junior yang ditangani oleh pelatih Marek Janota berasa dari Polandia. Selanjutnya tim senior dikepalai oleh Risnandar Soendoro. Komposisi pemain muda/junior dan senior memberikan dampak signifikan karena Persib berhasil promosi ke Divisi Utama. Berkati kegigihan dan pembinaan Marek membawa Persib berjumpa PSMS Medan di final Kompetisi Perserikatan pada tahun 1982-1983 dan 1984-1985. Meskipun dua final tersebut Persib selalu kandas karena kalah adu pinalti, tetap saja menjadi pertandingan yang dikenang. Pasalnya pertandingan tersebut mencatatkan rekor penonton membludak ke pinggir lapangan. Kapasitas kursi 100.000 dari Stadion Senayan, jumlah penonton yang hadir mencapai 120.000.
Itu saja penjelasan kami mengenai perjalanan panjang Persib Bandung. Semoga bagi Anda yang sedia menyaksikan pertandingan Persib, dukunglah tim kebanggaan Kota Bandung. Apabila belum sempat menyaksikan secara langsung, Anda bisa melihat hasil pertandingan Liga Indonesia melalu perangkat gawai.